Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

13 Refleks pada Bayi yang Harus Dikenali oleh Bunda

Myles Bannister

Bayi memiliki refleks sejak lahir yang membantu mereka beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim. Refleks ini merupakan gerakan otomatis dan spontan yang terjadi dalam aktivitas sehari-hari bayi, seperti menggenggam dan mengisap. Refleks yang baik menandakan bahwa saraf dan otak bayi berfungsi normal.

Macam-Macam Refleks pada Bayi Baru Lahir

Mulai dari saat lahir, bayi menunjukkan beberapa refleks berikut:

1. Rooting Reflex (Refleks Mencari Puting)

Refleks ini dapat dilihat saat Bunda menyentuh bibir atau pipi bayi. Bayi biasanya akan merespons dengan membuka mulut dan mengikuti arah sentuhan tersebut. Hal ini dapat menunjukkan apakah bayi ingin menyusu atau tidak. Refleks ini biasanya berlangsung hingga bayi berusia 3-4 bulan.

2. Refleks Mengisap

Tes refleks ini dengan menyentuh bibir bayi menggunakan jari. Bayi akan langsung mengisap seperti saat mengisap puting payudara. Refleks mengisap sebenarnya sudah muncul saat usia kehamilan 32-36 minggu. Pada bayi prematur, refleks mengisap mungkin belum sempurna, sehingga perlu dilatih oleh Bunda.

3. Refleks Moro

Refleks ini muncul saat bayi terkejut mendengar suara keras. Bayi akan meregangkan lengan dan menekuk kakinya. Refleks ini berlangsung sejak lahir hingga usia 4 bulan.

Refleks ini dapat mengganggu saat menidurkan atau membangunkan bayi dari tidur nyenyak. Pengelolaan dampak dari refleks ini akan dijelaskan di bawah ini.

4. Refleks Menggenggam

Ketika tangan bayi disentuh, mereka akan menutup jari-jari mereka seperti saat menggenggam. Hal yang sama terjadi jika jari Bunda ditempatkan di bawah kakinya – bayi akan menekuk jari-jarinya seolah-olah mereka ingin menggenggam atau memegang sesuatu. Refleks ini berlangsung hingga bayi berusia 3-4 bulan.

5. Refleks Memegang

Mengelus telapak tangan bayi menyebabkan mereka menutup jari-jarinya. Refleks ini berlangsung hingga bayi berusia sekitar 5-6 bulan. Refleks yang serupa juga terjadi pada jari kaki dan berlangsung hingga 9-12 bulan.

6. Refleks Leher Asimetrik Tonik

Bunda dapat melihat refleks ini dengan memiringkan badan bayi ke satu sisi. Ketika badannya dimiringkan ke kiri, lengan kirinya akan meregang lurus ke luar, sementara tangan kanannya akan menekuk ke arah kepala. Refleks ini berlangsung dari usia 2 bulan hingga 5 bulan.

7. Refleks Berenang

Bayi menunjukkan refleks ini ketika mereka ditempatkan di air dan mulai melambaikan kaki dan tangan mereka seolah-olah mereka sedang berenang. Refleks ini membantu bayi bertahan jika tenggelam dan akan berkurang pada usia 4-6 bulan. Meskipun memiliki refleks berenang yang baik, Bunda harus tetap mengawasi bayi saat berada di dalam air tanpa pendampingan.

8. Refleks Melangkah

Bayi dapat meletakkan satu kaki di depan yang lain ketika Bunda meletakkan kakinya di permukaan yang datar. Namun ini bukan berarti bayi sudah bisa berjalan, refleks ini akan menghilang sekitar usia 4 bulan.

9. Refleks Babinski

Refleks ini terjadi saat Bunda mengelus telapak kaki bayi. Jari-jari kaki mereka akan mengembang dan kaki akan berputar sedikit ke dalam. Refleks ini biasanya hilang pada akhir tahun pertama.

10. Refleks Galan

Refleks ini terjadi saat tulang belakang bayi dielus atau digerakkan saat bayi tengkurap. Bayi akan menggerakkan pinggulnya ke arah sentuhan seperti saat bergoyang.

Dari berbagai macam refleks pada bayi di atas, mungkin Bunda pernah melihatnya tanpa menyadari, bukan?

11. Refleks Parasut

Refleks ini terjadi pada bayi yang sedikit lebih tua saat mereka didukung tegak dan tubuhnya diputar dengan cepat ke depan (seperti saat jatuh). Bayi akan mengulurkan tangan ke depan seolah-olah mereka akan jatuh, meskipun refleks ini muncul sebelum bayi mulai berjalan.

12. Refleks Bersin

Bunda mungkin sering mengira bahwa bersin pada bayi adalah gejala pilek, tetapi sebenarnya bayi mencoba mengeluarkan sedikit debu dan lendir dengan refleks bersin.

13. Refleks Righting

Ketika bayi dalam posisi tengkurap, wajahnya akan bergerak ke samping untuk memastikan mereka bisa bernafas. Sementara ketika mereka berbaring telentang dan wajah mereka tertutup selimut, mereka akan menggelengkan kepala dan menggunakan lengan mereka untuk mendorong selimut menjauh dari wajah mereka.

Itulah beberapa macam refleks yang dimiliki bayi sejak lahir. Jika bayi tidak menunjukkan refleks yang seharusnya dimilikinya, Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.

Cara Mencegah Refleks Moro pada Bayi

Bunda mungkin pernah melihat bayi terkejut (refleks moro) saat mendengar suara tiba-tiba, yang membuatnya sulit tidur, bukan? Menidurkan bayi di pangkuan dan kemudian meletakkannya di tempat tidur dapat menyebabkan bayi merasakan sensasi jatuh, yang akan membangunkannya meskipun ia sedang tidur nyenyak.

Jika refleks moro mengganggu tidur bayi, ada beberapa tips yang dapat Bunda coba:

1. Dekatkan Bayi dengan Tubuh Bunda Saat Meletakkannya

Biarkan bayi dekat dengan Bunda selama beberapa saat setelah ia diletakkan. Lepaskan perlahan setelah punggungnya menyentuh tempat tidur. Hal ini harus cukup untuk mencegah sensasi jatuh dan mencegah terjadinya refleks mengejutkan.

2. Bedong Bayi

Bedong bayi dapat membuatnya merasa aman dan nyaman. Bedong adalah teknik yang meniru suasana dalam rahim dan membuat bayi merasa nyaman. Bedong juga dapat membantu bayi tidur lebih lama. Pastikan Bunda melakukan bedong dengan benar.

Untuk melakukan bedong bayi, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Gunakan kain atau selimut yang besar dan tipis. Letakkan selimut di permukaan yang rata.
  2. Lipat satu sudut kain atau selimut sedikit, kemudian letakkan bayi dengan posisi tidur tengkurap di atas kain dengan kepala di ujung sudut lipatan.
  3. Ambil salah satu sudut selimut dan selipkan di bawah badan bayi.
  4. Lipat bagian bawah kain atau selimut, berikan ruang gerak untuk kaki bayi.
  5. Ambil sudut terakhir kain atau selimut dan selipkan di bawah badan bayi. Hal ini akan menyisakan kepala dan leher bayi terbuka.

Bayi yang dibedong hanya boleh berbaring telentang saat tidur. Perhatikan bayi secara teratur untuk memastikan ia tidak kepanasan. Jika Bunda masih ragu tentang cara melakukan bedong pada bayi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak.

Referensi

  1. Anonim. “Infant reflexes.” MedlinePlus. https://medlineplus.gov/ency/article/003292.htm (Diakses 11 September 2019)
  2. Anonim. “Newborn Reflexes.” Stanford Children’s Health. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=newborn-reflexes-90-P02630 (Diakses 11 September 2019)
  3. Brown, Stephanie. 2019. “The Different Types of Newborn Reflexes.” Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/rooting-reflex-and-other-newborn-reflexes-290101 (Diakses 11 September 2019)
  4. Bennett, Holly. 2012. “Reflexes: 5 Instincts Your Baby is Born With.” Today’s Parent. https://www.todaysparent.com/baby/baby-development/reflexes-5-instincts-your-baby-is-born-with/ (Diakses 11 September 2019)
  5. Karp, Harvey. “Baby Reflexes: Brilliant Things Your Newborn Can Do Automatically.” Happiest Baby. https://www.happiestbaby.com/blogs/baby/baby-reflexes (Diakses 11 September 2019)
  6. Timmons, Jessica. 2018. “How Long Does the Startle Reflex in Babies Last?” Healthline. https://www.healthline.com/health/parenting/startle-reflex-in-babies#preventing-startling (Diakses 11 September 2019)

About The Author

Dampak Tidur Tengkurap Bagi Punggung dan Leher

15 Manfaat Kakao (Biji Cokelat) yang Harus Diketahui