Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

12 Kondisi yang Menyebabkan Vagina Mengeluarkan Cairan Berlebih

Myles Bannister

Penyebab Vagina Basah yang Patut Diwaspadai

Bila Anda sering mengalami peningkatan volume cairan vagina, beberapa kondisi di bawah ini mungkin terjadi. Perhatikan ketika vagina mengeluarkan cairan agar Anda dapat mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak. Jika berbahaya, penting untuk segera mendapatkan pengobatan untuk menjaga kesehatan seksual dan reproduksi. Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan vagina basah:

1. Infeksi jamur

Salah satu penyebab vagina basah adalah infeksi jamur yang terjadi dengan intensitas tinggi. Infeksi ini menyebabkan kelenjar di dalam vagina menghasilkan cairan berlebih dengan warna yang tidak bening, kadang-kadang kekuningan atau kehijauan.

Infeksi jamur juga dapat menyebabkan perasaan panas dan sakit saat berhubungan seks atau buang air kecil. Jika Anda mengalami gejala tersebut, kemungkinan Anda mengalami infeksi jamur yang memicu munculnya keputihan.

2. Ovulasi

Saat mengalami ovulasi dan memasuki masa subur, vagina mengeluarkan lebih banyak cairan dengan tekstur yang lebih kental dan warna yang lebih gelap. Ini adalah kondisi yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan oleh wanita.

Cairan vagina yang berlebihan ini kadang-kadang sampai menembus celana dalam. Jika Anda merasa tidak nyaman, Anda dapat mencucinya dengan air saja tanpa menggunakan sabun.

3. Terangsang

Wanita yang sedang terangsang secara otomatis akan menghasilkan cairan vagina dalam jumlah yang lebih banyak. Vagina yang basah ini bermanfaat untuk aktivitas seksual. Saat terjadi penetrasi, gesekan antara penis dan vagina akan mengurang rasa sakit.

4. PCOS

Wanita yang mengalami ketidakseimbangan hormon rentan terhadap PCOS. PCOS dapat terjadi karena peningkatan kadar testosteron dalam tubuh wanita. Peningkatan ini menyebabkan peningkatan produksi cairan vagina.

Anda dapat mengetahui apakah tubuh Anda mengalami PCOS dengan memeriksakan diri atau melihat tanda-tanda sekunder pada tubuh. Jika Anda memiliki pertumbuhan rambut di wajah atau dada, kemungkinan Anda mengalami PCOS dan sulit hamil.

5. Alergi

Vagina sangat sensitif terhadap alergi. Alergi ini dapat terjadi akibat penggunaan sabun dengan zat kimia, douching, atau penggunaan alat bantu seks yang terbuat dari bahan yang berbahaya. Selain produksi cairan vagina yang berlebihan, wanita juga dapat mengalami rasa sakit saat buang air kecil dan munculnya bercak merah yang terasa sakit di vagina.

6. Penggunaan IUD

IUD adalah alat kontrasepsi yang aman dan efektif. Namun, dalam beberapa kasus, IUD juga dapat menyebabkan produksi cairan vagina yang berlebihan dengan warna cokelat dan bau tidak sedap.

Kondisi ini umum dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika cairan yang keluar dari vagina berwarna hijau dan baunya sangat kuat, segera konsultasikan ke dokter.

7. Tanda-tanda penyakit menular seksual

Beberapa penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia dapat menyebabkan produksi cairan vagina yang berlebihan. Cairan ini juga sering disertai dengan rasa tidak nyaman di perut bagian bawah dan rasa sakit saat berhubungan seks.

8. Vaginosis bakteri

Vaginosis bakteri adalah infeksi bakteri yang umum terjadi. Infeksi ini menyebabkan produksi cairan vagina yang memiliki bau yang kuat dan tidak sedap, meskipun dalam beberapa kasus tidak menimbulkan gejala. Wanita yang melakukan seks oral atau memiliki beberapa pasangan seksual memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena infeksi ini.

9. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah jenis infeksi lain yang disebabkan oleh protozoa. Infeksi ini biasanya menyebar melalui kontak seksual, tetapi juga dapat ditularkan melalui berbagi handuk atau pakaian renang. Infeksi ini menyebabkan produksi cairan vagina yang berwarna kuning atau hijau dengan bau yang tidak sedap. Rasa sakit, peradangan, dan gatal-gatal juga merupakan gejala umum, meskipun beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun.

10. Gonore dan klamidia

Gonore dan klamidia adalah infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan vagina mengeluarkan cairan yang tidak normal. Kadang-kadang cairan vagina berwarna kuning, hijau, atau abu-abu.

11. Penyakit radang panggul (PID)

Penyakit radang panggul (PID) adalah infeksi yang sering menyebar melalui kontak seksual. Infeksi ini terjadi ketika bakteri menyebar dari vagina ke organ reproduksi lainnya. Ini dapat menyebabkan vagina mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap.

12. Human papillomavirus (HPV) atau kanker serviks

Infeksi human papillomavirus (HPV) menyebar melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan kanker serviks. Meskipun mungkin tidak menimbulkan gejala, kanker jenis ini dapat menyebabkan vagina mengeluarkan cairan dengan darah, cokelat, atau berair dengan bau yang tidak sedap. Kanker serviks dapat mudah dideteksi melalui tes Pap smear tahunan dan tes HPV.

Gejala Vagina yang Mengeluarkan Cairan

Cairan yang keluar dari vagina biasanya jernih atau seperti susu dan tidak berbau. Warna dan ketebalannya dapat berubah sesuai dengan siklus menstruasi. Cairan vagina cenderung lebih kental saat ovulasi, menyusui, atau saat hasrat seksual meningkat.

Apa saja perubahan yang dapat menjadi tanda masalah pada vagina?

Perubahan yang dapat menandakan masalah termasuk peningkatan jumlah cairan vagina, perubahan warna atau bau cairan, dan iritasi, gatal, atau sensasi terbakar di dalam atau di sekitar vagina. Ini disebut vaginitis. Cairan yang keluar dari vagina disertai dengan darah saat tidak sedang menstruasi juga bisa menjadi tanda masalah. Jika Anda mengalami salah satu tanda-tanda ini, segera hubungi dokter.

Anda juga harus waspada terhadap gejala infeksi jamur, vaginosis bakteri, dan trikomoniasis, karena ketiga infeksi ini dapat menyebabkan perubahan pada cairan vagina.

Berikut adalah tanda-tanda infeksi jamur yang perlu diwaspadai:

  • Cairan vagina berwarna putih seperti keju cottage
  • Pembengkakan dan rasa sakit di sekitar vulva
  • Gatal yang parah
  • Hubungan seksual yang menyakitkan

Tanda-tanda vaginosis bakteri:

  • Cairan vagina berwarna keputihan, abu-abu, atau kekuningan
  • Bau yang tidak sedap, terutama setelah berhubungan seks atau mencuci dengan sabun
  • Gatal atau sensasi terbakar
  • Kemerahan dan pembengkakan ringan di vagina atau vulva

Tanda-tanda trikomoniasis:

  • Cairan vagina berbusa, berwarna kekuningan atau kehijauan
  • Bau yang tidak sedap
  • Nyeri dan gatal saat buang air kecil
  • Cairan vagina yang terlihat jelas biasanya setelah menstruasi

Itulah beberapa kondisi dan gejala yang dapat menyebabkan vagina mengeluarkan cairan berlebihan. Semoga ulasan di atas bermanfaat dan bisa digunakan sebagai panduan untuk memahami kesehatan vagina Anda.

About The Author

Kuku Warna Kuning, Berbahaya atau Tidak

Urine Berwarna Kuning setelah Minum Vitamin? Ini Sebabnya!