Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

11 Penyebab Benjolan di Vagina dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Menjaga kesehatan vagina adalah hal yang penting bagi wanita. Jika ada benjolan di vagina, seperti kista, dapat mengganggu kesuburan. Berikut adalah beberapa penyebab benjolan di sekitar vagina beserta cara mengatasinya.

Penyebab Benjolan di Vagina

Salah satu masalah yang perlu diwaspadai oleh wanita adalah benjolan di vagina. Apa penyebab benjolan? Benjolan di sekitar vagina dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Penyebab benjolan di vagina meliputi sumbatan kelenjar, infeksi, kelainan bawaan, atau tumor. Benjolan yang paling umum terjadi di organ intim wanita adalah kista Bartholin.

Kelenjar Bartholin normalnya kecil dan tidak terlihat atau teraba. Namun, pada kondisi tertentu seperti infeksi kronis, kista Bartholin dapat terbentuk. Kista ini ditandai dengan benjolan yang terasa lembut di bibir kemaluan dan biasanya tidak disertai nyeri.

Gangguan pada kelenjar Bartholin yang sering terjadi adalah kista Bartholin dan abses Bartholin. Kedua kondisi ini merupakan penyebab paling umum benjolan pada vagina dan biasanya hanya mengenai satu kelenjar.

Kista Bartholin terjadi akibat sumbatan saluran keluar kelenjar Bartholin sehingga kelenjar membengkak dan membentuk kista. Kista Bartholin yang menyebabkan benjolan di vagina biasanya tidak menyebabkan nyeri, tetapi nyeri dapat muncul jika kista semakin besar dan terinfeksi.

Sementara itu, abses Bartholin terbentuk saat kista Bartholin terinfeksi oleh bakteri seperti Chlamydia, Gonorrhea, atau Escherichia coli. Abses Bartholin ditandai dengan benjolan merah pada bibir vagina, nyeri terutama saat berhubungan seksual, dan rasa tidak nyaman saat duduk. Demam juga dapat terjadi.

Gejala abses Bartholin meliputi nyeri, kemerahan di sekitar vagina, gumpalan di lubang vagina, ketidaknyamanan saat berjalan atau duduk, nyeri saat berhubungan seksual, dan demam.

Penyebab Benjolan di Vagina Lainnya

Selain penyebab di atas, ada penyebab lain benjolan pada vagina yang perlu diketahui, yaitu:

1. Bisul

Benjolan di vagina juga bisa disebabkan oleh bisul atau furunkel, yaitu peradangan folikel rambut dan jaringan di sekitarnya. Bisul biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri dan ditandai dengan benjolan merah, kadang-kadang berisi nanah di sekitar kemaluan.

2. Varises di Area Vagina

Varises adalah kondisi di mana pembuluh vena di sekitar bibir vagina membengkak. Benjolan di bibir vagina ini umumnya terjadi pada 10% wanita yang hamil atau dalam masa menopause.

Gejala varises vagina meliputi benjolan berwarna kebiruan di sekitar labia minora dan majora akibat pembengkakan pembuluh darah. Biasanya tidak ada rasa sakit, tetapi terkadang bisa terasa gatal atau menyebabkan pendarahan.

3. Herpes Genital

Herpes genital ditandai dengan benjolan di bibir vagina atau lepuh berisi cairan yang terkelompok di sekitar vagina dan sekitarnya. Herpes genital biasanya disertai rasa panas, nyeri, dan dapat kambuh.

4. Kutil Kelamin

Kutil kelamin atau Condyloma acuminata disebabkan oleh virus human papilloma genital (HPV).

Gejala kutil kelamin adalah benjolan berwarna seperti kulit di sekitar kelamin dan anus, yang bisa membesar dan berbentuk seperti kembang kol. Biasanya tidak nyeri, kecuali jika terjadi luka dan infeksi bakteri.

5. Sifilis

Sifilis adalah infeksi bakteri yang biasanya menyebar melalui kontak seksual. Awalnya, sifilis muncul sebagai benjolan atau luka yang tidak sakit pada alat kelamin, anus, atau mulut. Sifilis dapat menyebar melalui kulit atau kontak dengan luka ini.

Tanpa pengobatan, sifilis dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, otak, atau organ lainnya dan berpotensi mengancam jiwa. Sifilis dini dapat disembuhkan dengan suntikan penisilin tunggal. Infeksi yang tidak diobati dapat berlangsung bertahun-tahun sebelum menjadi aktif kembali.

6. Molluscum Contagiosum

Molluscum contagiosum adalah infeksi virus pada kulit yang menyebabkan benjolan kecil, bulat, kencang, dan tidak nyeri di vagina. Benjolan ini dapat menyebar jika tergosok atau terluka, dan penularannya dapat melalui kontak kulit atau benda terinfeksi.

Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pada orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh normal, molluscum contagiosum biasanya terkait dengan penyakit menular seksual.

7. Vulvovaginitis

Vulvovaginitis merupakan peradangan pada vulva dan vagina yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau infeksi menular seksual seperti trikomoniasis. Gejalanya meliputi benjolan di bibir vagina atau vulva yang kemerahan, nyeri, gatal, dan panas.

Kondisi ini dapat diobati dengan menjaga kebersihan organ intim dan menggunakan antijamur atau antibiotik, tergantung pada penyebab infeksi.

8. Kanker

Benjolan di vagina juga bisa disebabkan oleh kanker vulva atau kanker vagina, meskipun jarang terjadi. Kanker ini bisa menjadi masalah serius jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini. Gejala yang mungkin timbul meliputi:

  • Benjolan yang sakit di daerah vagina dan vulva yang tidak hilang setelah beberapa minggu pengobatan.
  • Perubahan warna kulit di sekitar benjolan.
  • Penebalan kulit di area kanker.
  • Rasa terbakar dan gatal di area tersebut.
  • Kadang-kadang disertai perdarahan dari vagina.

9. Fordyce Spot

Fordyce spot terbentuk dari kelenjar minyak yang biasa muncul pada bagian dalam vulva. Benjolan ini cenderung muncul saat pubertas dan dapat bertambah seiring bertambahnya usia. Fordyce spot tidak bergejala dan tidak berbahaya.

10. Ingrown Hair

Kegiatan seperti mencabut bulu kemaluan dapat meningkatkan risiko terjadinya ingrown hair. Ingrown hair adalah benjolan kecil, bulat, gatal, dan nyeri yang disebabkan oleh rambut yang tumbuh ke dalam. Benjolan di bibir vagina ini bisa terinfeksi dan membentuk nanah.

11. Lichen Sclerosus

Lichen sclerosus adalah kondisi kulit yang umumnya terjadi pada wanita menopause. Penyakit ini dapat muncul di vulva atau bahkan anus. Gejalanya meliputi gatal, penipisan kulit, perdarahan, memar, nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan seksual.

Penanganan Benjolan di Vagina

Pengobatan untuk benjolan atau kista pada vagina harus ditentukan oleh dokter. Meskipun ada pengobatan rumahan yang dapat dilakukan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Jangan mencoba mengeluarkan atau memencet benjolan atau kista karena dapat menyebabkan infeksi. Anda mungkin ingin menghilangkan benjolan vagina sendiri, tetapi dokter akan memilih pengobatan terbaik. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Terapi air hangat. Duduk di bak mandi air hangat beberapa kali sehari dapat memberikan kenyamanan dan mempercepat penyembuhan.
  • Antibiotik. Dokter mungkin meresepkan antibiotik jika benjolan vagina terinfeksi atau adanya infeksi menular seksual (IMS).
  • Surgical drain. Prosedur ini melibatkan pemasangan selang kecil untuk mengalirkan cairan dari benjolan atau kista. Selang biasanya dibiarkan selama beberapa minggu.
  • Marsupialization. Prosedur ini melibatkan membuka dan mengeringkan benjolan atau kista vagina melalui operasi. Tepi luka akan dijahit untuk membentuk saluran terbuka permanen.

Selama pengobatan, perhatikan juga pola makan yang sehat untuk mempercepat pemulihan. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. 2022. Vaginal Cysts. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23452-vaginal-cysts (Diakses pada 29 Agustus 2023)
  2. Fletcher, Jenna. 2023. Everything you need to know about vaginal cysts. https://www.medicalnewstoday.com/articles/316796 (Diakses pada 29 Agustus 2023)
  3. Nall, Rachel. 2018. What to do about vaginal cysts, sores, and bumps. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322782 (Diakses pada 29 Agustus 2023)

About The Author

Heartburn: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Terlalu Banyak Minum Air (Overhidrasi): Jenis, Tanda, Cara Mengatasi