Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

10 Bahaya Suntik Silikon yang Harus Diwaspadai

Myles Bannister

Apa saja bahaya suntik silikon? Ada banyak kasus komplikasi kesehatan dan bahkan kematian akibat penggunaan suntik silikon ilegal. Mari pahami apa saja efek samping suntik silikon dalam pembahasan ini.

Apa Itu Suntik Silikon?

Suntik silikon adalah salah satu metode kontroversial dalam bedah kosmetik. Gel silikon pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962 dan mulai digunakan pada tahun 1980-an sebagai bahan implan payudara.

Silikon adalah bahan sintetis terbuat dari campuran bahan kimia seperti oksigen, karbon, hidrogen, dan silikon itu sendiri yang merupakan elemen alami. Zat silikon juga digunakan sebagai bahan implan tubuh seperti implan payudara, bokong, bibir, dan operasi bedah kecantikan lainnya.

Saat ini, U.S. Food and Drug Administration telah melarang penggunaan silikon cair sebagai implan tubuh. Implan dengan bahan saline lebih direkomendasikan. Hal ini karena implan payudara dengan silikon dapat menyebabkan efek samping seperti penyumbatan pembuluh darah, pembengkakan, penyakit autoimun, pecahnya implan, dan lain-lain.

Bahaya Suntik Silikon

Zat silikon yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan dari gejala ringan hingga berat. Berikut ini adalah efek samping suntik silikon:

1. Penyakit Autoimun

Paparan silikon yang bocor ke dalam tubuh juga dapat menyebabkan kondisi autoimun seperti lupus, artritis reumatoid, vaskulitis, dan sklerosis sistemik progresif. Kelainan autoimun terkait dengan implan silikon dikenal sebagai sindrom inkompatibilitas implan silikon atau kelainan reaktif silikon dengan gejala nyeri sendi, nyeri dada, anemia, pembekuan darah, masalah kulit, dan masalah ginjal.

2. Limfoma Sel Besar Anaplastik Terkait Implan Payudara

Limfoma sel besar anaplastik terkait implan payudara atau breast implant–associated anaplastic large cell lymphoma (BIA-ALCL) adalah kanker langka yang terjadi pada jaringan payudara.

BIA-ALCL terkait dengan bahaya suntik silikon akibat kebocoran isi implan silikon dan garam yang meresap ke dalam tubuh dan memicu kanker payudara. Gejalanya meliputi payudara yang tidak simetris, cairan silikon bergerak, dan payudara terasa keras beberapa waktu setelah melakukan implan payudara dengan zat silikon.

3. Implan Payudara Pecah dan Bocor

Implan berisi zat silikon tidak bertahan selamanya. Umumnya, implan bisa bertahan antara 7-12 tahun tergantung kualitasnya. Risiko kebocoran implan sangat tinggi dan berbahaya.

Cairan silikon yang bocor dari implan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, pembengkakan, pengerasan, dan perubahan bentuk tubuh yang tidak diinginkan. Cairan silikon juga berisiko menginfeksi organ tubuh terdekat.

4. Perlu Operasi Lanjutan

Jika implan silikon sudah kedaluwarsa, Anda harus menjalani operasi tambahan untuk mengangkat implan lama dan mungkin menggantinya dengan yang baru. Jika tidak, silikon dapat bocor kapan saja.

Setelah beberapa tahun, implan silikon juga dapat menyebabkan pengerasan jaringan di sekitarnya (kontraktur kapsuler) dan mengubah bentuk tubuh. Oleh karena itu, operasi tambahan diperlukan untuk memperbaiki implan.

5. Perubahan Sensasi dan Penampilan yang Tidak Sesuai

Anda mungkin mengalami perubahan sensasi dan penampilan tubuh setelah melakukan implan atau suntik silikon. Efek sampingnya bisa berupa kerutan, pembengkakan, pengerasan, dan nyeri. Hasil implan mungkin juga tidak sesuai dengan yang Anda harapkan.

Jika pada suatu hari Anda memutuskan untuk mengangkat implan silikon, area tubuh tersebut tidak akan kembali ke bentuk semula. Hal ini dapat menyebabkan kulit kendur dan keriput.

6. Meningkatkan Risiko Kanker

Suntik atau implan payudara dengan zat silikon dapat mengganggu pemeriksaan mamografi untuk mendeteksi kanker payudara. Hal ini karena jaringan payudara tertutup oleh zat silikon sehingga hasil mamografi mungkin tidak akurat.

Selain itu, FDA telah menerima laporan mengenai penggunaan implan silikon pada payudara yang berhubungan dengan tumor dan kanker payudara. Sel-sel abnormal (tumor atau kanker) dapat muncul akibat endapan, infeksi, dan peradangan yang disebabkan oleh silikon cair yang tidak disadari dalam tubuh.

7. Nyeri Payudara

Zat silikon yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan nyeri berulang. Jika Anda melakukan suntikan silikon untuk memperbesar payudara, nyeri biasanya terasa pada puting dan seluruh area payudara yang disertai pembengkakan dan memar.

Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan cairan silikon di sekitar area tersebut. Gejala lainnya termasuk pengerasan kulit, benjolan, dan infeksi di area yang menerima suntikan silikon.

8. Penyumbatan Pembuluh Darah

Jika seseorang menerima suntikan silikon pada area tubuh yang kaya pembuluh darah seperti bokong, itu dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah pada tingkat tertentu. Silikon dapat masuk ke bagian tubuh lain melalui pembuluh darah dan menyumbat organ penting seperti paru-paru, otak, dan jantung. Ini adalah masalah medis yang serius dan dapat berakibat fatal seperti stroke atau bahkan kematian.

9. Efek Samping Suntik Silikon untuk Ibu Menyusui

Sebagian wanita yang menerima suntikan silikon pada payudara masih dapat menyusui tanpa masalah, tetapi yang lain mungkin mengalami kesulitan karena jaringan payudara terhalang oleh silikon.

Selain itu, cairan silikon dapat melewati cangkang dan larut dalam ASI. Hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan anak di masa depan, meskipun belum ada bukti medis yang menyatakan hal tersebut.

10. Bahaya Suntik Silikon Lainnya

Berikut adalah beberapa bahaya suntik silikon pada payudara berdasarkan laporan dari Food and Drug Administration (FDA) yang perlu diwaspadai:

  • Asimetri payudara.
  • Penipisan kulit pada jaringan payudara.
  • Deformitas dinding dada atau perubahan bentuk pada dinding dada dan tulang rusuk bagian bawah.
  • Benjolan keras pada kulit yang merupakan penumpukan kalsium.
  • Kerusakan struktur dan jaringan kulit.
  • Hematoma, penggumpalan darah dengan gejala nyeri, pembengkakan, dan memar.
  • Kerusakan jaringan di sekitar area tubuh yang menerima suntikan silikon.
  • Toxic Shock Syndrome, infeksi langka yang dapat menyebabkan keracunan mikroorganisme.
  • Inflamasi dan iritasi umum.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Zat silikon berpindah, bergeser, atau menyebar dari posisi awal.
  • Ptosis payudara (kendur).

Karena itu, FDA melarang penggunaan silikon untuk tujuan bedah kosmetik. Setiap orang yang ingin menjalani bedah plastik harus mempertimbangkan jenis bedah dan bahan kimia yang akan digunakan untuk mencegah kerugian dan bahaya yang mungkin terjadi.

Referensi

  1. Cadman, Bethany. 2018. What are the risks of breast implant surgery?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321610. (Diakses pada 05 November 2020).
  2. Cirino, Erica. Is Silicone Toxic?. https://www.healthline.com/health/body-modification/is-silicone-toxic. (Diakses pada 05 November 2020).
  3. FDA. 2017. FDA Warns Against Use of Injectable Silicone for Body Contouring and Enhancement: FDA Safety Communication. https://www.fda.gov/medical-devices/safety-communications/fda-warns-against-use-injectable-silicone-body-contouring-and-enhancement-fda-safety-communication#:~:text. (Diakses pada 05 November 2020).
  4. FDA. 2020. Risks and Complications of Breast Implants. https://www.fda.gov/medical-devices/breast-implants/risks-and-complications-breast-implants. (Diakses pada 05 November 2020).
  5. FDA. 2017. The FDA Warns Against Injectable Silicone for Body Contouring and Enhancement. (Diakses pada 05 November 2020).
  6. WebMD. 2019. Breast Implant Safety. https://www.webmd.com/beauty/breast-implant-safety#1. (Diakses pada 05 November 2020).

About The Author

Sakit Perut – Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

12 Pantangan Rematik yang Harus Dihindari, Jangan Dilanggar!